Elmiana Bongga, Linggi and Herlina, Yani and Anastasia Dita, Juwita (2022) PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG DEMAM BERDARAH (DBD)) DI RUKUN SANTA FRANSISKA KELURAHAN BITOA KECAMATAN MANGGALA KOTA MAKSSAR. STIK Stella Maris Makassar, Makassar.
Text
EBL Laporan PKM.pdf Restricted to Repository staff only Download (6MB) |
Abstract
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue yang tertular melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti, dengan ciri demam tinggi mendadak disertai manifestasi pendarahan dan cenderung menimbulkan renjatan dan kematian. Penyakit ini merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya serta sering menimbulkan ledakan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan jumlah kematian tinggi (Depkes RI,2004). Menurut World Health Organitation (WHO) insiden DBD di seluruh dunia meningkat secara drastis selama 20 tahun terakhir, diperkirakan jumlah orang yang beresiko terserang penyakit ini sekitar 2,5-3 miliar dan 20 juta pada setiap tahunnya (2010). Indonesia merupakan daerah yang mempunyai potensi terjadinya infeksi penyakit DBD (Depkes RI, 2004). Menurut Indrawati (2010) jumlah kasus DBD di Indonesia terus meningkat dan meluas penyebarannya, diselingi ledakan KLB dalam kisaran 5-6 tahun. Tahun 2010, terjadi sekitar 150.000 kasus dengan tingkat kematian 1.317 orang. Kasus DBD di Makassar pada tahun 2020 bulan Januari sampai Februari dilaporkan sebanyak 65 kasus. Jumlah kasus tertinggi di kecamatan Manggala dengan jumlah 18 kasus lalu menyusul Panakukang dan Mariso. Kondisi ini merupakan siklus tahunan disebabkan banyaknya pemukiman padat penduduk diwilayah tersebut. Kompleks kodam Borong Kelurahan Bitoa merupakan salah satu wilayah kecamatan Manggala dengan pemukiman padat penduduk . Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat setempat mengatakan banyak warga di daerah tersebut mengalami Demam Berdarah sejak awal tahun 2021. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) merupakan kunci keberhasilan dalam memutus penyebaran. Tetapi pada umumnya masyarakat belum memahami secara benar pencegahan dan penanggulangan masalah penyakit DBD. Oleh karenanya, pemberian informasi terkait dengan cara pencegahan dan penggulangan masih diperlukan (Liliweri, 2007). Salah satu upaya yang bisa dilakukan sebagai upaya preventif kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyakit Demam berdarah dengue adalah penyuluhan . Penyuluhan merupakan metode konvensional yang umumnya dilakukan karena mudah dan murah tetapi memilki kelemahan mudah dilupakan karena prosesnya berlangsung satu arah dan seringkali tidak menarik. Penyuluhan seringkali dilaksanakan dengan jumlah peserta yang cukup besar, sehingga peserta tidak memilki kesempatan untuk bertanya berdiskusi dalam kedudukan yang sama. Namun demikian, metode ini juga memilki keunggulan yaitu praktis, relatif murah, mudah dilakukan dan disesuaikan untuk berbagai kondisi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan ibu-ibu di kompleks kodam Borong mengatakan tidak mengetahui secara detail penyebab DBD dan pencegahannya. Dari berbagai alasan di atas penting dilakukan penyuluhan tentang penyakit demam berdarah Dengue dan PHBS dilingkuangan tersebut guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setempat.
Item Type: | Research (Research Report) |
---|---|
Subjects: | 600 Teknologi dan Ilmu Terapan > 616 Penyakit > 616.92 Penyakit yang Disebabkan Bakteri dan Virus |
Divisions : |
Laporan Penelitian / Pengabdian Pada Masyarakat |
Depositing User: | Skripsi Stikstella maris |
Date Deposited: | 12 Nov 2024 05:12 |
Last Modified: | 12 Nov 2024 05:12 |
URI: | http://repository.stikstellamarismks.ac.id/id/eprint/1204 |
Actions (login required)
View Item |